Komunitas dengan sejarah yang sangat tua adalah suku Wana ( Tau Taa Wana yang berarti orang yang tinggal di hutan). Suka disebut sebagai Tau Taa atau orang Taa. Berbicara dalam bahasa Taa, memiliki kemiripan bahasa dengan suku Taa yang berada di Kabupaten Banggai dan Kabupaten Tojo Una-Una. Suku To Wana telah ada sebelum 2000 tahun yang lalu. Sebelum sekarang mendiami kawasan Pegunungan Tokala, Lipu Sumbol, Desa Taronggo, Kecamatan Bungku Utara, Kabupaten Morowali Utara, Sulawesi Tengah, nenek moyang orang Wana berasal dari sekitar Teluk Bone dan Teluk Tomini
A.C Kryut, peneliti awal dari Belanda, dalam artikelnya yang berjudul De To Wana op Oost-Celebes (1930), sebagian imigran tersebut kemudian menyebar dan mengelompok menjadi empat suku yang memiliki dialek bahasa yang berbeda, yaitu :
1. Suku Barangas, berasal dari Luwuk dan bermukim di kawasan Lijo, Parangisi, Wumanggabino, Uepakatau, dan Salubiro;
2. Suku Kasiala, berasal dari Tojo Pantai Teluk Tomini dan kemudian bermukim di Manyoe, Sea, sebagian di Wumanggabino, Uepakatau, dan Salubiro;
3. Suku Posangke, berasal dari Poso dan berdiam di kawasan Kajupoli, Toronggo, Opo, Uemasi, Lemo, dan Salubiro;
4. Suku Untunue, mendiami Ue Waju, Kajumarangka, Salubiro, dan Rompi. Kelompok suku ini sampai sekarang masih menutup diri dari orang luar.
Tetua-tetua adat di Bulang dan tetua-tetua Morowali, menuturkan leluhur mereka adalah satu, berasal dari Tundantana, yaitu sebuah tempat di wilayah Kaju Marangka, yang berada dalam kawasan Cagar Alam (CA) Morowali. Tundantana sebagai tempat manusia pertama melahirkan leluhur-leluhur Suku Wana
Dari ciri-ciri fisik, kebudayaan material maupun dialek bahasa, Suku Wana termasuk dalam kelompok suku besar “Koro Toraja” yang rute migrasinya berawal dari muara antara Kalaena dan Maili, menyusuri Sungai Kalaena dan terus ke utara melewati barisan Peg.
Jadi Suku Wana berkait dengan suku2 di utara Tomini dll, juga dengan Toraja di barat Sulawesi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar